Think B4 U Post"

Di era digital saat ini, media sosial bukan sesuatu yang asing, mulai dari Facebook, Snapchat, Instagram, hingga Twitter. Meski bisa menguatkan hubungan sosial, tetapi media sosial juga memiliki dampak negatif. 
Agar kita tetap aman dan cerdas menggunakan media sosial, perlu kiranya kita sumak rambu-rambu berikut:
1.  Hidup di dunia nyata
Anda ingin menjalani kehidupan yang penuh makna di dunia nyata. "Hidup harus dijalani secara nyata, bukan di belakang layar," 
Meski memiliki banyak follower dan setiap postingan selalu mendapat ribuan "like", jangan abaikan kehidupan nyata. “Mari kita lebih mementingkan kemampuan komunikasi di "kehidupan nyata."

2. Semua orang pamer
Di media sosial, semua orang memamerkan kehidupan mereka yang tampak sempurna. Ingat ya, tidak ada kehidupan yang sempurna. "Tidak ada apa pun -bahkan uang, ketenaran, atau pengikut dalam jumlah besar di media sosial - akan membuat hidup kita berjalan dengan sempurna sepanjang waktu." Jangan lupa efek mengerikan yang dimiliki media sosial terhadap otak.
3. Pikir sebelum membagikan
Sebelum membagikan ke media sosial, tanyakan pada diri kita
Apakah ini benar? 
Apakah ini bermanfaat? 
Apakah itu baik? 
Apakah akan menyebabkan masalah? 
Apakah itu milikmu yang harus dibagikan?" dan 
Maukah Anda berbagi/mengatakan bahwa dalam kehidupan nyata?
Jika semua pertanyaan itu sudah dijawab, maka bisa dibagikan.

4. Media sosial bukan pengganti tatap muka
Kita mungkin merasa terhubung dengan teman2, tapi layar kaca bukanlah pengganti koneksi manusia. "Pastikan Anda menunjukkan ketulusan secara langsung, menghibur seseorang dengan berada di sana untuk mereka, dan menjelaskan suatu hal yang serius dengan suara dan bahasa tubuh kiya yang sebenarnya, bukan lewat emoji,”.
5. Jika tidak memiliki sesuatu yang harus dikatakan
Jika Anda tidak memiliki sesuatu yang baik untuk dikatakan, jangan katakan apa-apa. "Anda tidak dapat mendengar nada suara seseorang atau melihat ekspresi wajah mereka di media sosial, jadi lebih mudah menyakiti perasaan (atau membuat perasaan Anda sakit),"
6. Tidak ada yang privat, meskipun Anda berpikir demikian
Tidak ada yang kita masukkan ke media sosial bersifat pribadi. Tidak peduli seberapa aman pengaturan privasi kita. Jauhi untuk mengunggah nomor telepon, alamat, nama lengkap, atau identitas pribadi lainnya.

7. Tenanglah sebelum memposting atau menanggapi
Jangan memposting sesuatu dalam keadaan emosional yang tinggi. "Jika Anda melewati sepekan kehidupan yang penuh tekanan, masalah dengan pekerjaan, masalah rumah tangga, atau tidak merasa menjadi yang terbaik, jangan beralih ke teknologi untuk berbicara atau sekadar membuang uap panas,”. Media sosial tidak boleh diperlakukan seperti buku harian.

8. Rasakan dan pahami
Perasaan perlu dirasakan, bukan dihindari sesulit apa pun. "Jika kita mengalihkan perhatian dengan Netflix, Music.ly, Snapchat, Instagram, atau game berbasis aplikasi terbaru untuk menghindari berurusan dengan kehidupan yang keras, maka saat hal-hal yang sulit terjadi, kita tidak akan bisa mengatasinya,”

9. Waktu jeda dari internet
"Kita sama-sama membutuhkan waktu untuk berhenti dari internet, juga butuh waktu untuk mencabut dan mengisi kembali sumber daya mental dan emosional kita." Kita perlu untuk dapat merefleksikan dan memulihkan hari kita sebelum bermedia sosial yang baik.

Format laporan bulanan wali kelas

Sebagian besar data sekolah diperoleh dari wali kelas yang dihimpun oleh seorang admin, untuk menjaring data dimaksud diperlukan format isian seperti contoh berikut yang dapat anda download secara gratis dengan cara klik di sini.

Semoga bermangpaat!

Tengil

Kaget seakan tak percaya dan seolah mimpi, tapi sungguh luar biasa dan tak mungkin terjadi jika hanya faktor kebetulan!

Hari itu, Selasa 20 Juni 2017 Jam 07.32 WIB. Pada Ramadhan yang penuh kemuliaan Allah SWT telah memperlihatkan karakter asli seseorang secara nyata.

Pernah punya rekan kerja yang dungu? Kedunguan mungkin dapat kita maklumi, tapi ini lebih dari dungu. Celakanya dia tidak tahu bahwa dirinya dungu!

Kedunguan yang ia sandang, mungkin kurang sempurna jika tidak dilengkapi dengan hobinya sebagai seorang penyebar ujaran kebencian, fitnah, dan kebohongan.

Alhamdulillah, kuasaNya telah membuka topeng yang ia pakai selama ini, namun demikian kembali lagi pada kedunguan. Ia tak merasa memiliki karakter buruk seperti telah diuraikan.

Ia membenciku, tapi kubiarkan. Hematku, jika dia begitu membenciku, berarti dia begitu terpaku pada sosok dan segala sesuatu tentangku. Itu berarti pula, dalam hatinya yang paling dalam, dia mengakui kelebihanku, hingga mencari cara untuk menjatuhkanku.

Keterangan gambar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kata tengil memiliki arti : Sifat atau kelakuan seseorang yang menyebalkan dan malas pula, sehingga membuat orang lain bertambah benci padanya.


DOA PADA UPACARA DETIK-DETIK PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI DI ISTANA NEGARAJAKARTA

JAKARTA, KAMIS, 17 AGUSTUS 2017
Oleh Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI

Ya Allah, Tuhan Sang Maha Segala
Kami adalah bangsa Indonesia
Bangsa besar yang Engkau Jadikan penuh keberagaman
Bangsa yang menghirup udara Pancasila berjiwa keagamaan
Bangsa yang hidup dari tanah yang menumbuhkan benih dan buah persaudaraan

Hari ini, kami berhimpun di sini
Mensyukuri 72 tahun kemerdekaan NKRI
Sebagai upaya kami lebih meneguhkan diri
Merajut kemajemukan datam jalinan persaudaraan sesama anak negeri
Mencegah permusuhan, pertikaian, dan perpecahan yang harus dihindari

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Menguatkan
Kuatkanlah ikatan antar kami agar saling menyemai kedamaian
Saling menjaga kerukunan, saling menyokong kemajuan

Eratkanlah tali silaturrahim antarkami agar saling merawat persaudaraan
Sekaligus saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran

Ya Allah, Tuhan yang berkahNya selalu dinanti
Engkau telah memberkati kami kemerdekaan yang amat berarti
Bimbinglah kami agar ikhlas merawat kemerdekaan dengan sepenuh hati
Mampukanlah kami untuk mengisi kemerdekaan ini
Dengan kekuatan iman dan kemuliaan akhlak terpuji
Dengan kerja bersama mewujudkan kesejahteraan yang merata di seluruh negeri

Ya Allah, Tuhan Penebar Cinta
Satukanlah pikiran, perasaan, dan hati seluruh anak bangsa ini dengan ikatan cinta
Cinta para pemimpin kepada segenap rakyatnya
Cinta segenap rakyat kepada para pemimpinnya
Cinta sesama saudara sebangsa
cinta sesama umat manusia

We hate PUNGLI

Sungguh ironi, sebab tujuan pendidikanadalah agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).

Bukan malah melakukan hal-hal yang tidak selaras dan tidak searah dengan tujuan pendidikan ini. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia, maka perilaku dan praktik pungutan liar harus segera dihentikan.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Untuk mengembangkan sekolah sebagai organisasi pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS adalah upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015.

Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.Lebih spesifiknya mewajibkan warga sekolah membaca selama 15 menit, tiap hari. Jadi bukan hanya siswa, tapi juga guru, kepala sekolah, staff, bahkan penjaga.

Bagi yang memerlukan Juknis Gerakan Literasi Sekolah (GLS) silahkan download di sini

Inilah tipe dan karakter guru

Mengamati diri dan rekanan kerja yang nota bene berprofesi sebagai guru, saya mencoba membuat beberapa ciri guru berdasarkan karakteristik kinerjanya

Guru sejatinya guru, Ia Bekerja dengan tulus, adminstrasi lengkap, kemampuan mengajarnya bagus. Selain mengajar juga aktif dalam berbagai kegiatan, memandang bekerja itu sebagai belajar. Guru dengan tipe ini, keberadaannya sangat di butuhkan dan ketidak hadirannya membuat orang-orang kehilangan

Guru bayaran, saat bekerja ia selalu pamrih, kemampuan bagus, memandang bekerja hanya untuk mendapatkan materi semata. Rekan kerjanya menganggap bahwa keberadaannya dibutuhkan, tetapi ketidakhadirannya tidak membuat orang lain kehilangan.

Guru asal, Namanya juga guru asal dan bekerjanya juga hanya asal menggugurkan kewajiban, tidak mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemampuan dan karier, administrasi guru asal ada (dapat copas, tanpa diedit apalagi dibaca), selesai mengajar langsung pulang. Guru seperti ini kehadiran dan ketidakhadirannya sama saja alias ga ngaruh!.
Karakteristik:

Guru jadi-jadian, Guru model seperti ini biasanya selalu usil terhadap pekerjaan orang lain, sok pintar, selalu mengkritik orang lain bahkan atasan, tetapi mengabaikan pekerjaan yang merupakan tanggung jawanya. Kehadirannya tidak diharapkan dan ketidakhadirannya membuat orang lain merasa tenang bekerja.

Guru terkutuk, Diamanapun ia berada perilakunya tetap saja tidak baik, selalu menimbulkan masalah yang melibatkan banyak pihak, Guru kehadiran dan ketidakhadirannya selalu membuat masalah.

Bahasaku

Ada pepatah yang berbunyi, bahasa menunjukkan bangsa. yg bermakna bahwa ada beberapa hal dari bahasa itu yang dapat dipakai untuk menandai maju dan mundurnya kebudayaan suatu bangsa.

Perbendaharaan unsur fonologi dan morfosintaksis mungkin bukan cermin kemajuan kebudayaan itu, tetapi perbendaharaan kata dan idiom jelas mencerminkan ide dan pengalaman-pengalaman yang pernah dan sedang dihayati oleh suatu bangsa.

Terlepas dari ungkapan tersebut, satu hal yang pasti adalah saya merasakan betapa sulitnya belajar bahasa Indonesia

Beragam cara saya lakukan, termasuk mencatat hal2 yg perlu diingat seperti gambar2 berikut :







Pidatoku yg tak sehebat pidatomu

Bagi saya, yang hingga kini belum juga terampil dalam arti seterampil-terampilnya berpidato, ternyata berbicara di depan orang banyak itu merupakan salah satu keterampilan yang gampang-gampang susah, juga susah-susah gampang. Padahal keterampilan tersebut, sepertinya setengah atau bahkan wajib dimiliki oleh seorang yang berprofesi guru seperti saya. Lain hal jika pidato dengan gaya dan tekhnik seadanya, pun gak peduli mau didengarkan atau tidak.

Pernah pada beberapa kali kesempatan, saya mengamati gaya seseorang yang saya kagumi dalam hal berpidato yang tentu saja menurutku sangat memukau. Catatan berikut semoga dapat melawan penyakit lupa yang mulai saya derita.

Pertama, bahkan tanpa mengucap salam yang lazimnya kita lakukan, dengan bahasa dan gaya santai ia membukanya dengan menyapa penuh akrab beberapa tokoh yang hadir saat itu, semisal: “Yang sama2 kita hormati, sahabat saya bapak atau Ibu (nama tokoh yang dihormati)” tak lupa pula ia menyinggung cerita kecil tentang tokoh dimaksud. Seperti: “Satu hal yang tidak akan pernah dapat saya lakukan dari sahabat saya ini, adalah keuletannya dan seterusnya” Inilah tahap yang saya sebut sebagai tehknik untuk menarik perhatian audience dengan harapan mereka fokus dan mendengarkan pidatonya.

Saat konsentrasi pendengarnya telah terbentuk, mulailah ia mengucap salam, dan dengan penuh semangat masuklah ia dalam tahap menyampaikan ihwal isi pidatonya. Untuk tambah memukau, terkadang ia menyampaikan data yang entah valid atau tidak. Semisal “Hasil survei kecil-kecilan yang saya lakukan, membuktikan bahwa dampak dari kenaikan uang TKD berakibat pada banyaknya dan hampir mendekati angka 80% guru wanita menggugat cerai suaminya. Untuk langkah yang kedua ini saya menyebutnya dengan tahap memberi kejutan.

Langkah demi langkah yang telah dilakukannya membuat ia sebagai satu-satunya tokoh pengendali bahkan jika-pun ia hendak melakukannya maka dengan mudah ia dapat mengaduk-aduk emosi bahkan sampai pada titik sebagai tokoh untuk memprovokasi.

Demikianlah, hingga saatnya ia menutup pidatonya yang terkadang diakhiri dengan menyampaikan sebuah pantun atau tak jarang pula ia kutip kata-kata bijak.

Repotnya bagi raport

Beberapa hari belakangan ini, temen2 yang berprofesi guru terutama para wali kelas sedang berada dalam tingkat stres yang tinggi. Saya bisa merasakan, karena saya pernah beberapa kali menjadi wali kelas.

Setelah selesai sibuk dengan pengolahan nilai. Menjumlah dan menghitung rata-rata nilai harian, nilai PR, nilai ulangan tengah semester, nilai ulangan akhir semester, sampai menganalisis soal. Berikutnya adalah menuliskannya pada raport yang tak kalah memerlukan ketelitian dan konsentrasi pada level teramat tinggi,

“Beres?”
“Oh, belum”

Karena saat membagikan raport kepada masing2 orang tua peserta didik, ada seremoni (pada beberapa sekolah) yang harus dilakukan oleh seorang wali kelas yakni pidato sambutan di hadapan orang tua peserta didik.
Pada tahap ini saya punya pengalaman yang mudah2an bermanfaat

Hal-hal apa saja yang harus disampaikan saat pidato sambutan di hadapan orang tua peserta didik?

Sampaikan keadaan umum di kelas.

Orang tua peserta didik harus tahu tentang keadaan umum di kelas. Apakah anak2 kelas sudah bisa tertib atau tidak. Misalnya, dalam hal tepat atau tidaknya hadir di sekolah, Karena walau pembelajaran sudah berjalan 1 semester, tapi tetap saja anak-anak masih harus diingatkan.

Dengan ini diharapkan para orang tua bisa share pengalaman dengan orang tua lain bagaimana memotivasi putra putri mereka agar hadir tepat waktu.

Atau terkait pakaian seragam termasuk sepatu dan kaos kaki, misalnya dengan membuat prosentase siswa yang berpakaian seragam sesuai tata tertib sekolah. Bukan untuk membandingkan satu siswa dengan siswa lainnya, tapi untuk memotivasi para orang tua untuk lebih memperhatikan seragam anaknya.

Bisa juga terkait dengan toilet training. Sebab masalah yang jamak terjadi di kelas kecil adalah soal ini. Dan ini bisa diperluas dengan menjabarkan bagaimana kita (sebagai guru) mengajarkan siswa-siswi bersuci. Misalnya, mengguyur lantai setelah BAB sebanyak sekian kali. Dan sebagainya.

Menyampaikan norma yang berlaku di kelas.

Norma yang berlaku di kelas misalnya; Minta izin saat keluar kelas, tidak mengolok sesama teman, mengangkat tangan saat bertanya, berbicara setelah dipersilahkan, berbicara dengan volume yang standar

Menyampaikan prestasi kelas.

Setiap kelas pasti memiliki keunikan tersendiri. Dan tugas wali kelaslah untuk mengelolanya dan menjadikan itu sebagai point lebih dari kelas tersebut. Misalnya, kelas tersebut paling gemar membaca di perpustakaan, paling cepat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, paling tinggi solidaritas sesama temannya, atau saat class meeting baru mendapatkan juara ketiga lomba futsal, hal ini akan membuat para orang tua bangga terhadap anaknya. Dan di rumah, diharapkan orang tua memberikan apresiasi yang sewajarnya atas prestasi anak-anak mereka.

Ucapan terima kasih dan permohonan maaf.

Yang terakhir, adalah ucapan terima kasih atas kerja sama orang tua dengan para guru di sekolah. Utamanya dalam hal partisipasi aktif semisal dalam hal pengumpulan dana PMI. Permohonan maaf juga perlu disampaikan karena mungkin selama 1 semester ini ada komunikasi yang tidak baik yang terjadi antara orang tua dengan guru di sekolah. Sehingga terjadi miscommunication yang mengakibatkan penilaian yang berbeda di masing-masing pihak.

Meminta maaf juga akan mencairkan suasana dan menghangatkan hubungan orang tua dan guru, yang terasa adalah hilangnya gap, hingga keduanya merasa saling membutuhkan dan rasa tanggung jawab yang tinggi dengan peran dan tugasnya masing-masing.

Unfollow

Hanya beberapa angka dari deratan angka demi angka pada kalender 2016 akan segera berakhir kulalui, pada angka yang berjejer rapi itu banyak hal yang telah kulakukan, entah bermanfaat atau hanya pekerjaan yang sia2, biarlah ... karena bermanfaat atau tidak, hanya tergantung pada sudut pandang mana kita menilai. Yang jelas mumpung libur, pada angka 24 di lembaran bulan Desember ini, saya ingin meng-unfollow followersku yang punya kategori "mengganggu dan melulu nyampah di timeline-ku" hingga membuat emosiku meninggi juga bikin gak nyaman.

Mungkin terkesan kekanak-kanakan tapi biarlah, daripada hari-hariku hanya dipenuhi dengan kemarahan juga kejengkelan yang tak perlu.

Namun Sebelum hal itu kueksekusi, kuhaturkan permohonan maaf jika ada diantara diantara sahabat yang kelak saya unfollow, jangan marah, toh saya tidak akan melakukannya dengan catatan jika berdasar pertimbangan pribadi dan alasan2 tertentu saya anggap anda adalah followers yang tidak termasuk dalam kategori berikut :

Pertama, Prioritas utama dan yang pertama adalah Orang-orang yang mungkin sejak bayi suka banget menebar kebencian dan membuat keruh situasi dengan tujuan kepengen dukungan agar membenci orang-orang maupun kelompok tertentu. Kagak dah!

Kedua, Mungkin berangkat dari ketidaktahuannya atau malas mencari tahu bahkan parahnya lagi, dia tahu bahwa sebuah postingan yang ia baca itu hoax, eh ia malah merepostnya atau men-share status tersebut, jauh-jauh deh!

Ketiga, Orang-orang yang sangat menyukai dan selalu menebar kemarahannya entah menuliskannya secara tersurat maupun tersirat, parahnya lagi entah kenapa penyebab dan kepada siapa kemarahan yang gak ada juntrungannya itu ia ditujukan. Sepertinya saat ia punya masalah sekecil apapun, langsung ia mengumumkan dengan cara menulis keluhan dan kemarahannya.

Keempat, Apapun yang saya tulis dia komenin, tapi gak nyambung dan lebih menjengkelkan lagi terkadang ia jualan sesuatu yang yang tidak ada kaitannya dengan saya, semisal ia menawarkan produk yang dapat meremajakan kulit, padahal ia tahu pasti bahwa saya udah tua.

Kelima, Jenis manusia yang seringkali meng-invite saya untuk main game. Jujur saja ya, bagi saya mah main game itu hanya menyia-nyiakan anugrah waktu yang Allah berikan.

Keenam, Followers yang nggak saya kenal, dan tidak mendatangkan kebaikan, tapi malah cenderung mempengaruhi pikiran saya untuk menjauh dari hal-hal yang bermanfaat

Itu ajah, semoga hal ini dapat menjadikan saya bahagia saat mengakses sosial media.

Berakhir disini

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sejatinya, datang dan pergi
adalah takdir manusia.
Satu waktu kita menyambut dengan gembira, waktu berikutnya
kita melepas dengan tabah.
Selama dua tahun saya bekerja di SDN Rawa Bunga 12 ini, tidak ada yang lebih menyentuh selain hubungan antara sejatinya manusia.
Di sinilah saya dapat menyaksikan setiap orang berikhtiar dengan sepenuh hati, melakukan proses interaksi antar individu untuk mempertahankan keseimbangan agar tercipta suatu keserasian, keselarasan dan kebahagiaan dalam tatanan dunia kerja.
Saya juga ingin Bapak/Ibu tahu bahwa tempat ini adalah alasan saya menjadi seseorang yang seperti Sofyan Saori sekarang ini. Saya telah belajar banyak hal yang saya perlukan dalam dunia pekerjaan maupun sebagai makhkuk-Nya.
Hari ini, tepat pada pada Jumat penuh barokah 23 Desember 2016. Tugas saya di sekolah ini telah dicukupkan. Saya berharap kepada-Nya agar di tempat yang baru nanti saya dipertemukan kembali dengan guru, juga teman-teman yang sangat bersahabat. Karena sejujurnya bekerja di sini lebih dari profesi tapi ada ikatan hati.
Saya ingin berterimakasih kepada sekolah ini, Kepala Seksi Dinas Pendidikan Kecamatan Jatinegara beserta staf dan Pengawas Wilayah Binaan III dkk, utamanya kepada Bapak/Ibu Pendidik dan Tenaga kependidikan yang telah memberi saya ruang untuk tumbuh, mengizinkan saya untuk membuat keputusan sendiri, kemudian belajar dari kesalahan yang pada akhirnya mengasah kepribadian ke titik dimana saya dapat mengembangkan kepercayaan yang kuat terhadap kemampuan saya.
Bimbingan yang sangat berarti bagi diri saya, telah saya ukir di tempat khusus dalam hidup dan saya akan selalu mengingatnya.
Ketika saya pindah ke tempat yang berbeda dengan kesempatan yang berbeda, saya hanya bisa mengatakan bahwa saya tidak akan pernah mampu melakukannya jika saya tidak mendapat kesempatan bekerja di sekolah ini.
Terakhir, saya berpesan pada diri saya sendiri dan Bapak/Ibu, jangan lupa bahwa kita adalah pemegang amanah sebagai pendidik, hendaklah setiap kita bisa memahami akan jati diri sebagai pejuang pendidikan yang memiliki komitmen untuk menjadi contoh dan tauladan peserta didik, serta turut memperhatikan kualitas peserta didik yang dihasilkan demi kemajuan dunia pendidikan, negara dan bangsa mendatang.
Sifat keteladanan tersebut, hendaklah diimbangi dengan kemauan dan usaha yang keras untuk menghasilkan output maksimal dan selalu mensyukuri atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa.
Saya berharap, setelah serah terima jabatan dan dilanjutkan pemimpin lainnya, Bapak dan Ibu tetap berkarya maksimal, ulet, kreatif dan inovatif diimbangi dengan keiklasan dalam bekerja. Wallahu A'lam Bishawab.
Wassalamualaikum Warohmatullohi wabarokatuh

Bagi raport vs. KJP

Mengamati kegiatan teman-teman saya yang sedang membagikan raport, bagi saya merupakan hal yang sungguh mengasyikan.

Situasi sekolah mendadak berubah sedemikian rupa dan bolehlah dikatakan nyaris serupa dengan pasar malam. Wajah-wajah polos penuh keceriaan dari anak-anak membuat saya cemburu, hal sebaliknya saya merasa berdosa saat melihat sebagian wajah para orang tuanya yang dipenuhi dengan ketegangan, sementara temen-temen saya, telah siap menyambut mereka dengan kewajiban memasang wajah penuh seyuman juga keramahan.

Dan rapot itu, seperti sebuah vonis di pengadilan, yang ditunggu dengan harap-harap cemas. Jika perolehan nilai anak naik, seorang ibu atau bapak, langsung keluar ruangan layaknya seseorang usai dioperasi. Wajahnya berubah menjadi ramah luar biasa.

Pun sebaliknya jika nilai anaknya melorot, orang tua ini bisa menjadi seperti layaknya polisi terhadap tersangka. Ia akan menyidik habisan-habisan; Ada apa dengan anak ini? Mengapa anak saya tiba-tiba terserang virus bodoh?. Padahal menurut pengamatan di rumahnya selama ini, ia merupakan salah satu dari sekian anaknya yang tergolong anak yang cerdas! Tapi kenapa nilainya merosot juga?.

Saat yang sama, temen saya punya kewajiban untuk menjelaskan dengan terang benderang. Jangan sampai hal ini disimpulkan sebagai kesalahan dirinya sebagai seorang guru. Ia harus pandai menghibur orang tua yang sedang kecewa dengan kesabaran ekstra.

Betapa teman-teman saya telah teramat lelah karena harus menjawab berbagai pertanyaan, sibuk melayani ragam curhat dan keluhan, celakanya lagi, meski semua jawaban sudah diberikan tapi seringkali belum memuaskan sebagian dari orang tua. Karena jika boleh jujur, sejatinya para orang tua yang sedang sedih itu tidak sedang bertanya, tapi sedang curhat dan menumpahkan segenap perasaan.

Ada pula orang tua yang berwajah datar-datar saja, dan saat menerima raport anaknya bahkan tanpa membuka rapotnya, apalagi bertanya tentang perkembangan dan cara belajar anaknya di sekolah, ia keluar ruangan dengan reaksi yang biasa-biasa saja.

Mungkin orang tua jenis ini berpikir bahwa nilai anaknya yang turun sekalipun, tidak akan membuat gengsi di ingkungannya turun, juga tidak membuat ia tambah miskin atau tambah kaya, malah membuat anaknya menjadi merasa teraniaya. Atau jikapun nialinya baik hanya akan menjadikan anaknya sebagai alat pemuas bapak-ibunya.

Hemat saya, keriuhan yang meski menguras tenaga dan pikiran teman-teman saya itu, dapat dikatakan merupakan hal yang positif untuk kemajuan dunia pendidikan. Ketimbang melayani pertanyaan tentang KJP atau KARTU JAKARTA PINTAR yang nota bene bukan tugas pokok dan fungsi seorang pendidik.

Orang rajin vs. orang nyantai

Dalam hidup yang penuh dengan ketidakpastian ini terkadang kita menyaksikan orang-orang yang nyantai dalam kesehariannya, justru kehidupannya lebih sukses dibandingkan dengan orang rajin.

Orang nyantai, hidupnya ya … nyantai. Nyantai dalam arti, semisal ia menemukan masalah. Maka dengan tidak menganggap enteng masalah dimaksud, ia akan mengahadapinya dengan santai, tanpa kepanikan yang seringkali dipertontonkan oleh mereka yang rajin.

Sekilas ia tampak sebagai seorang pemalas, padahal ia telah merancang strategi pencapaian dan fokus pada penyelesaian. Beda hal dengan orang rajin yang banyak maunya dan berkibat pada banyak pula fokusnya.

Ia berpikir praktis dan senantiasa menemukan solusi terbaik, sederhana dan simpel serta mudah, hal itu justru tidak ditemukan pada orang-orang rajin yang cenderung berpikir rumit bahkan melebihi rumitnya masalah itu sendiri. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Bill Gates, sang pendiri perusahaan Microsoft Corporation ini punya kebiasaan dan pernah diungkapkannya: “Saya memilih orang yang nyantai untuk melakukan pekerjaan yang sulit. Karena orang yang nyantai akan menemukan cara mudah untuk melakukannya”.

So’ nyantai aja, karena sejatinya kita tak pernah melakukan apa-apa kecuali hanya bisa melakukan apa yang diperintahkan, entah itu perintah yang benar-benar perintah, atau cuma sekedar keinginan, keterpaksaan, bahkan keragu-raguan.

Selamat menyambut taon baru, jangan lupa buatlah daftar dan target keinginan-keinginamu pada tahun 2017, seraya tulis pula hal-hal yang patut dan wajib anda syukuri atas capaian-capainmu pada tahun 2016. Dan karena ucapan serta puji syukur gak bisa manjat, kusarankan agar kau panjatkan!

Refeksi diri

Setiap kita, punya sesuatu yang secara individu kita miliki. pun, punya sesuatu yang dapat kita lakukan. Namun fitrah manusia-lah yang menyeret kita pada rasa yang seringkali bahkan senantiasa tidak pernah berpuas diri.

Salah satu penyebabnya adalah; karena kita seringkali membandingkan sesuatunya dengan apa yang dimiliki dan dilakukan orang lain, akan lebih parah jika tekanan dengki kita meninggi.

Situasi tersebut sungguh akan membuat kita berada pada level penderitaan yang sangat dahsyat, melelahkan dan teramat menguras energi serta membuat sia2 ikhtiar kita dalam membangun kehidupan yang lebih baik.

Beda hal, jika kita senantiasa berfokus pada apa yang kita miliki dan berfokus pula pada apa yang dapat kita lakukan, dengan keyakinan bahwa, sejatinya hidup itu tak selalu tentang tujuan akhir, tapi juga tentang proses yang dari detik kemenit justru dapat kita nikmati.

Pada titik inilah mungkin kita dapat mengambil kesimpulan bahwa; Betapapun akan terasa nikmat seekor ikan yang jika diolah dan dibakar oleh ahlinya, kita tidak akan dapat menikmatinya jika pada akhirnya kita hanya berfokus pada ketidaksukaan pada tulang-tulangnya. Berapapun bahkan puluhan sendok sekalipun gula yang kita taburkan pada segelas kopi, tidak akan pernah terasa manis jika kita tak pernah mengaduknya.

Peniliaan Kinerja

Saat tulisan ini disusun, saya baru saja menyelesaikan kegiatan rutin pada akhir tahun, yakni memberikan nilai pada temen2 saya yang nota bene PNS kemudian saya tuliskan pada SKP (Sasaran Kerja Pegawai) masing2. Kegiatan ini sungguh membuat saya merasa serba salah, sekaligus takut salah. Bagaimana tidak, jikapun teman2 saya menerima penilaian yang telah saya berikan kemudian menandatanganinya, pada kenyataanya sangat jauh berbeda dengan kenyataan sebenarnya.

Peluang untuk melakukan kesalahan itu sungguh sangat terbuka lebar, hal itu terjadi karena sejujurnya mainframe otak saya, mungkin juga anda sudah karatan dan terbiasa dengan prasangka atau praduga yang dibentuk dari anggapan umum atau orang lain di sekitar saya. Akibatnya nilai yang saya berikan hanya berdasar pada like and dislike.

Padahal jika sedikit saja saya mau berpikir bahwa; Betapapun nikmatnya seekor ikan yang disajikan rumah makan pavorit saya, dan saya hanya berfokus pada ketidaksukaan akan durinya. Maka saya tidak akan dapat menikmatinya, Inilah yang disebut oleh anak-anak sebagai gagal fokus.

Jika pada ikan ada duri juga dagingnya yang lezat, kenapa saya harus fokus pada durinya. Begitupun pada diri saya juga teman-teman saya, ada sisi dan hal-hal baik, pun tentu saja ada juga ada sisi dan hal buruk yang telah mereka lakukan, tapi seringkali saya hanya fokus pada sisi dan hal buruk yang telah mereka lakukan.

Pada peristiwa ini, saya hanya dapat berdoa semoga Allah tidak membutakan hati saya, untuk bisa melihat karakter asli teman2 saya yang sungguh tidak mudah, tapi minimal saya bisa kita melihat aslinya tatkala mereka menyikapi, sekaligus menyelesaikan masalah.

Mari kita tingkatkan

Jika pada tiap kegiatan bersama yg kita lakukan, pun pada peristiwa penggantian tahun ini, kita selalu dan selalu mengucap "Mari kita tingkatkan". Maka, entah tingkat berapa capaian kita hari ini.
Terlepas dari capaian dalam meningkatkan kebaikan apapun, semoga tidak menjadikan kita lupa cita2 sederhana orang tua yg masih ada, maupun telah tiada, terhadap kita.
"Semoga kelak, kau menjadi anak yg soleh". Ucapnya, penuh harap.

Kalender pendidikan Tahun Pelajaran 2017/2018

Kalender pendidikan Tahun Pelajaran 2017/2018

Tips membuat komentar pada Rapor

Membuat komentar pada raport siswa memang bukan perkara gampang. Aspek profesional kita sebagai guru sering dipertaruhkan saat kita memberikan komentar kepada siswa yang kita ajar. Jika komentar terlalu berlebihan dan tidak berdasar akan membuat orang tua dan siswa yang membaca mengernyitkan dahi dan merasakan ada hal yang aneh dan tidak sesuai kenyataan. Sebaliknya jika hanya berisi komentar yang menyorot pada kekurangan siswa saja maka guru seperti membuka aib sendiri. Ingat, jika siswa gagal sebenarnya yang lebih gagal adalah gurunya.

Jika boleh memilih sebenarnya bagi guru jauh lebih mudah memberikan nilai angka, tetapiyang banyak terjadi nilai angka cenderung "dingin" dan kurang punya aspek motivasi dan umpan balik yang sehat untuk perkembangan siswa. Jika sekolah anda merasakan bahwa siswa perlu berkembang secara holistik, artinya tidak hanya aspek afektif-nya saja yang berkembang, pola pemberian rapor pada siswa dengan mengandalkan angka dan komentar layak dicoba. Jadi saat pembagian rapor tidak menjurus pada usaha untuk melihat semuanya dalam sehari, alias `pengadilan'untuk siswa, tanpa siswa itu sendiri merasakan apa yang sudah bagus dan apa yang mesti lebih ditingkatkan.

Berikut ini adalah saran jika anda ingin memberikan komentar yang seimbang untuk siswa dirapor.
Sebutkan nama siswa saat memberikan komentar, saya mengerti anda pasti melakukan ini tapi jangan hanya diawal tapi juga di sepanjang alinea komentar yang anda tulis.

Sebutkan perilaku terlebih dahulu, misalnya "teliti" saat mengerjakan tugas, "terburu-buru" saat menjawab pertanyaan, "butuh lebih berkonsentrasi", "bertanggung jawab" atau contoh-contoh lain yang membuat si pembaca mengerti dan membayangkan bagaimana siswa menampilkan diri di kelas saat keseharian dan dalam pembelajaran.

Katakan bagaimana ia menghadapi tugas-tugas saat disekolah. Apakah ia terlalu serius atau malah cenderung menggampangkan? Atau cenderung berusaha dengan keras dalam setiap kesempatan tugas yang diminta. Katakan tentunya dengan bahasa yangpositif.

Terangkan mengenai bagaimana ia bersikap saat ada didalam kelompok, saat ia mengerjakan tugas bersama-sama, atau bagaimana teman-teman memandang keberadaan dirinya ditengah kelompok. Hal ini penting karena salah satu keterampilan yang penting dalam masa sekarang ini adalah kemampuan kerjasama dalam kelompok.

Jika anda ingin mengomentari siswa yang baik saat bekerja di kelas, sebutkan juga apakah ia konsisten atau tidak untuk selalu bersikap sama dalam menghadapi dan mengerjakan tugas.

Terangkan soal kehadiran, jika kehadiran siswa anda ada yang mencemaskan alias kurang anda perlu mengatakannya dalam komentar. Hal ini juga berlaku jika siswa anda ada yang sering terlambat masuk atau telat.
Ucapkan selamat jika ada siswa yang "sulit" dalam hal perilaku, tetapi ia telah menunjukkan perubahan positip walaupun sedikit. Hal ini penting sebab yang banyak terjadi guru cenderung meneruskan "label" negatif pada anak yang kurang perilakunya. Ini membuat guru kesulitan melihat hal yang positif dalam keseharian.

Jika anda mengomentari siswa yang baru di kelas dan sekolah anda, usahakan untuk melihat cara dia menyesuaikan diri dalam bersikap, bergaul dengan teman dan saat mengerjakan tugas. Apakah sebagai siswa baru ia cukup mampu menyesuaikan diri dalam hal pergaulan dan akademis?

Jika ada siswa anda yang bermasalah dengan pekerjaan rumah, katakana juga dalam komentar anda. Hal ini penting karena cara ia bersikap dan mengumpulkan pekerjaan rumah mungkin juga terkait dengan pola pengasuhan di rumah.

Tuliskan kata-kata penyemangat, "pertahankan pencapaianmu di semester yang akan datang" atau "semoga lebih baik di semester mendatang".

Kita semua percaya bahwa tujuan kita mengajar dan saat memberi komentar adalah bukan sekedar mencari aspek kelemahan siswa tetapi juga membuat ia termotivasi dan mau berubah kearah yang lebih baik. Percayakan rasa percaya anda 100 persen pada siswa bahwa mereka bisa melalui proses dengan baik dalam keseharian maupun dalam mengerjakan tugas akademis. Ingat tugas kita adalah sebagai mitra saat mereka berubah, dengan demikian sebagai guru kita berbagi "tanggung jawab" pada siswa juga sebagai aktor utama dalam pembelajaran di kelas. Jadi selamat memberi komentar!

IBU (karya : Mustofa Bisri)

IBU (karya : Mustofa Bisri)

Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama

Kaulah kawah
dari mana aku meluncur dengan perkasa

Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
mata air yang tak brenti mengalir
membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam

Kaulah, ibu, laut dan langit
yang menjaga lurus horisonku

Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu

(Tuhan, aku bersaksi ibuku telah melaksanakan amanatMu menyampaikan kasihsayangMu maka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasihMu
 Amin).

Sajak Bagi Negaraku (karya Kriapur)

Sajak Bagi Negaraku (karya Kriapur)
di tubuh semesta tercinta
buku-buku negeriku tersimpan
setiap gunung-gunung dan batunya
padang-padang dan hutan
semua punya suara
semua terhampar biru di bawah langitnya
tapi hujan selalu tertahan dalam topan
hingga binatang-binatang liar
mengembara dan terjaga di setiap tikungan
kota-kota
di antara gebalau dan keramaian tak bertuan
pada hari-hari sebelum catatan akhir
musim telah merontokkan daun-daun
semua akan menangis
semua akan menangis
laut akan berteriak dengan gemuruhnya
rumput akan mencambuk dengan desaunya
siang akan meledak dengan mataharinya
dan musim-musim dari kuburan
akan bangkit
semua akan bersujud
berhenti untuk keheningan
pada yang bernama keheningan
semua akan berlabuh
bangsaku, bangsa dari segala bangsa
rakyatku siap dengan tombaknya
siap dengan kapaknya
bayi-bayi memiliki pisau di mulut
tapi aku hanya siap dengan puisi
dengan puisi bulan terguncang
menetes darah hitam dari luka lama
Solo, 1983

Selamat Pagi Indonesia (karya Sapardi Djoko Damono)

Selamat Pagi Indonesia (karya Sapardi Djoko Damono)

Selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil mengangguk
dan menyanyi kecil buatmu.
aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam
kerja yang sederhana;
bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan
tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.
selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,
di mata para perempuan yang sabar,
di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;
kami telah bersahabat dengan kenyataan
untuk diam-diam mencintaimu.
pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu
agar tak sia-sia kau melahirkanku.
seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam
padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.
aku pun pergi bekerja, menaklukan kejemuan,
merubuhkan kesangsian,
dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng
kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman
yang megah,
biarkan aku memandang ke Timur untuk mengenangmu
wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,
para perepuan menyalakan api,
dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.

Nyanyian Kemerdekaan (karya Ahmadun Yosi Hervanda)

Nyanyian Kemerdekaan (karya Ahmadun Yosi Hervanda)

hanya kau yang kupilih, kemerdekaan
di antara pahit-manisnya isi dunia
akankah kaubiarkan aku duduk berduka
memandang saudaraku, bunda tercintaku
dipasung orang asing itu?
mulutnya yang kelu
tak mampu lagi menyebut namamu

Berabad-abad kau terlelap
Bagai laut kau kehilangan ombak
Burung-burung yang semula
Bebas dihutannya
Digiring ke sangkar-sangkar
Tak bebas mengucapkan kicaunya

Hanya kau yang ku pilih
Darah dan degup jantungmu
Hanya kau yang ku pilih
Diantara pahit-manisnya isi dunia

Orang asing itu berabad-abad
Memujamu dingerinya
Namun di negriku
Mereka berikan belengu-belenggu
Maka bangkitlah Sutomo
Bangkitlah Wahidin Sudirohusodo
Bangkitlah Ki Hajar Dewantara
Bangkitlah semua dada yang terluka

-Bergenggam tanganlah dengan saudaramu
Eratkan genggaman tangan itu atas namaku
Kekuatan yang memancar dari genggaman itu –
Suaramu sayup diudara
Membangunkanku dari mimpi siang yang celaka
Hanya kau yang kupilih, kemerdekaan
Di antara pahit-manisnya isi dunia
Berikan degup jantungmu
Otot-otot dan derap langkahmu
Biar kurterjang pintu-pintu terkunci itu
Dan mendobraknya atas namamu

Terlalu pengap
Udara yang tak tertiup
Dari rahimmu
Jantungku hamper tumpas
Karena racunnya
( matahari yang kita tunggu
Akhirnya bersinar juga
Di langit kita )

Sersan Nurcholis (karya Taufiq Ismail)

Sersan Nurcholis (karya Taufiq Ismail)

Seorang Sersan
Kakinya hilang
Sepuluh tahun yang lalu

Setiap siang
Terdengar siulnya
Di bengkel arloji

Sekali datang
Teman-temannya
Sudah orang resmi

Dengan senyum ditolaknya
Kartu anggota
Bekas pejuang

Sersan Nurcholis
Kakinya hilang
Di jaman Revolusi

Setiap siang
Terdengar siulnya
Di bengkel arloji

(1958)

Monginsidi (karya Subagio Sastrowardoyo)

Monginsidi (karya Subagio Sastrowardoyo)

Aku adalah dia yang dibesarkan dengan dongeng di dada bunda
Aku adalah dia yang takut gerak bayang di malam gelam
Aku adalah dia yang meniru bapak mengisap pipa dekat meja
Aku adalah dia yang mengangankan jadi seniman melukis keindahan
AKu adalah dia yang menangis terharu mendengar lagu merdeka
Aku adalah dia yang turut dengan barisan pemberontak ke garis pertempuran
Aku adalah dia yang memimpin pasukan gerilya membebaskan kota
AKu adalah dia yang disanjung kawan sebagai pahlawan bangsa
Aku adalah dia yang terperangkap siasat musuh karena pengkianatan
Aku adalah dia yang digiring sebagai hewan di muka regu eksekusi
Aku adalah dia yang berteriak 'merdeka' sbelum ditembak mati
Aku adalah dia, ingat, aku adalah dia

(Dari Budaja Djaja No. 23, April 1970)