Refeksi diri

Setiap kita, punya sesuatu yang secara individu kita miliki. pun, punya sesuatu yang dapat kita lakukan. Namun fitrah manusia-lah yang menyeret kita pada rasa yang seringkali bahkan senantiasa tidak pernah berpuas diri.

Salah satu penyebabnya adalah; karena kita seringkali membandingkan sesuatunya dengan apa yang dimiliki dan dilakukan orang lain, akan lebih parah jika tekanan dengki kita meninggi.

Situasi tersebut sungguh akan membuat kita berada pada level penderitaan yang sangat dahsyat, melelahkan dan teramat menguras energi serta membuat sia2 ikhtiar kita dalam membangun kehidupan yang lebih baik.

Beda hal, jika kita senantiasa berfokus pada apa yang kita miliki dan berfokus pula pada apa yang dapat kita lakukan, dengan keyakinan bahwa, sejatinya hidup itu tak selalu tentang tujuan akhir, tapi juga tentang proses yang dari detik kemenit justru dapat kita nikmati.

Pada titik inilah mungkin kita dapat mengambil kesimpulan bahwa; Betapapun akan terasa nikmat seekor ikan yang jika diolah dan dibakar oleh ahlinya, kita tidak akan dapat menikmatinya jika pada akhirnya kita hanya berfokus pada ketidaksukaan pada tulang-tulangnya. Berapapun bahkan puluhan sendok sekalipun gula yang kita taburkan pada segelas kopi, tidak akan pernah terasa manis jika kita tak pernah mengaduknya.

Tidak ada komentar

Apapun dan bagaimanapun komentar yang anda tulis, merupakan bentuk apresiasi terhadap apa yang saya tulis. dan saya sangat menghargainya